Lima B yang selalu didengungkan setiba di Manado adalah lima hal yang menurut pemandu wisata setidaknya wajib diketahui bagi wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Utara. Kelimanya adalah Bunaken, Bitung, Bukit Kasih, bubur Manado, dan bibir Manado.
Taman Laut Bunaken memang telah mendunia, Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan terbesar di Indonesia wilayah timur, Bukit Kasih adalah simbol kerukunan warga Sulawesi Utara, bubur Manado adalah bubur dengan cita-rasa khas setempat, sedangkan bibir Manado adalah penggambaran orang untuk memuji kecantikan perempuan Manado.
Untuk rata-rata orang Indonesia, perempuan-perempuan Manado casino terpercaya memang terbilang memiliki paras wajah dan postur tubuh yang cantik. Maklum, letaknya yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasific memungkinan terjadinya perkawinan silang berbagai yang membuahkan warga Sulawesi Utara saat ini. Konon, penduduk asli Manado berasal dari ras Mongolia yang kemudian kawin-mawin dengan bangsa Jepang dan Portugis.
Keberagaman yang tumbuh di kawasan itu memang mencerminkan kehidupan inklusif. Kelompok minoritas bisa dengan aman menjalani kehidupan berdampingan dengan kelompok mayoritas yang bersedia merengkuh. Dari kondisi ini memang beruntunglah bagi yang bukan orang Manado, karena bisa belajar melihat keberagaman terpadu dengan apiknya di satu tempat tak seberapa luas di Manado.
Secara geografis letak Sulawesi Utara memang cukup riskan 'tertular' konflik. Daerah itu berbatasan langsung dengan Poso, Maluku, Maluku Utara, dan Mindanao Selatan (Filipina). Keempat kawasan itu pernah mencatat sejarah yang kurang menyenangkan terkait konflik berlatar keagaman.
Namun kesadaran semua bersaudara dan menghidupi orang lain itulah, lanjut Rotinsulu, yang mampu membentengi Sulut hingga sekarang. Dia menyontohkan, setiap perayaan Natal, seluruh umat kristiani bisa dengan tenang beribadah karena gereja dan kawasan hunian dijaga pemuda non-kristiani. Demikian juga sebaliknya, jika umat muslim merayakan Idul Fitri, para pemuda non-muslim yang bertugas mengamankan. Begitu pula jika umat beragama lainnya merayakan hari raya.
Beruntunglah orang Manado yang mampu memadukan perbedaan sebagai kekuatan. Tapi bagi Anda yang bukan orang Manado, seharusnya mampu memaknai kalimat dari pemandu wisata tadi; beruntung (pulalah) bagi Anda yang bukan orang Manado, karena Anda masih berkesempatan untuk belajar kerukunan dan kebersamaan hidup kepada mereka.